Jumat, 26 September 2008

Family Value

Semalam, disalah satu stasiun televise, dibicarakan masalah Family Value, yang salah satunya adalah perlakukan kita kepda PRT atau pembantu rumah tangga. Dicontohkan ada sebuah keluarga yang mempunyai PRT sudah bekerja 29 tahun di rumah keluarga ini. Dia bekerja disana hingga menikah dan punya anak. Kenapa sang PRT bisa begitu lama betah dirumah keluarga ini ? Kemudian diperbincangkan.

Selain dari hal-hal yang dibicarakan disana, memang banyak rumah tangga yang bisa mempertahankan PRT mereka sampai waktu yang cukup lama. Kalau aku teliti ada beberapa hal yang umum ditemui, misalnya beberapa dibawah ini:
• Umumnya mereka memperlakukan PRT seperti keluarga sendiri.
• Tidak membedakan makanan yang dimakan didalam dan yang dimakan dibelakang. Bagi PRT ini adalah big deal, karena mereka kemudian merasa diperlakukan sama dengan keluarga majikan.
• Berkomunikasi dengan gaya kekeluargaan, tidak kaku sehingga tidak terlalu terasa siapa boss siapa pembantu.
• Memberikan tingkat kepercayaan yang tinggi pada PRT. Ada seorang ibu yang kalau keluar kota maka PRTnya yang memilihkan baju sampai padu padan dengan asesoris, tas dan sepatu. Termasuk untuk pengelolaan keuangan rumah tangga sehari-hari dalam jumlah kecil. Bahkan ada yang mempercayakan kunci-kunci lemari kepada PRT nya.
• Memberikan perhatian pada keluarga PRT, dan termasuk bila dia sedang sakit untuk dibawa ke dokter dan dibelikan obat.
• Kalau PRT sudah punya anak, ada keluarga yang menyekolahkan anak PRT. Pada suatu hari aku mampir kerumah kerabatku dan mendengar dia sedang memberi pelajaran bahasa Inggris. Ternyata kerabatku itu sedang mengajar bahasa Inggris anak PRT nya yang baru masuk SMP. Aku sempat tersentuh, karena jarang ada majikan yang mau meluangkan waktu untuk anak PRTnya.

Dilain pihak, memang tidak juga bisa dipungkiri bahwa tidak semua PRT baik dan tahu diri. Maka bila kondisi diatas cocok dengan karakter dari PRT maka hasilnya akan bagus. Tetapi ada saja PRT yang sudah diajari tapi tetap tidak bisa dibina karena malas, tidak ada semangat belajar, suka bohong, dan lain sebagainya. Belum lagi kalau mereka cuma berorientasi kepada uang.

Pada masa bulan Puasa dan mendekati Idul Fitri, masa dimana PRT pulang mudik, memang terasa bahwa bagaimanapun jasa mereka masih dibutuhkan untuk kelancaran pekerjaan rumah tangga kita. Tahun ini aku tidak menggunakan PRT infal selama PRT pulang kampung. Alih-alih, aku mengajak anak2ku dan suami untuk bekerja sama berbagi pekerjaan, dengan harapan agar anak2 juga bisa merasakan capeknya untuk memantain rumah agar tetap bersih, teratur dan rapih. Capeknya PRT sama dengan capek kita, karena kita sama2 manusia – itu nilai yang ingin aku berikan kepada anak2 agar kelak bisa memberikan apresiasi kepada pekerjaan PRT. Lagi pula kerjasama dirumah mempererat hubungan antar anggota keluarga, bukan ?

Tidak ada komentar: