Senin, 09 November 2009

PLN

Listrik byar pet sudah menjadi makanan sehari-hari warga Jakarta. Mati lampu mengakibatkan ibu rumah tangga tidak bisa melakukan aktivitas, para free lancer seperti saya juga repot kalau enggak mengungsi ke Starbuck untuk cek email ya pekerjaan tidak maju-maju.

Kenapa sih PLN tampaknya repot banget mengatur beban yang kian meningkat karena permintaan bisnis yang meningkat. Konon beban permintaan untuk Jakarta memang sudah melebihi batas kemampuan PLN untuk memasok listrik. Belum lagi akibat global warming, masyarakat lebih banyak menggunakan listrik untuk AC karena kepanasan. Akibatnya pasokan listrik tidak cukup untuk kita semua terutama pada saat beban tinggi.

Kenapa PLN tidak menggencarkan lagi iklan penghematan listrik seperti dulu. Hematlah listrik 100 watt per hari per rumah, mungkin itu harus digencarkan kembali. Pencurian listrik juga digencarkan. Maling2 listrik segera masukan penjara saja.

Dan divisi yang mematikan lampu per wilayah jangan ada yang KKN. Jangan sampai satu wilayah di Jakarta mati terus2an karena ada pejabat tertentu mengirimkan surat sakti kepada PLN jadi enggak mati2 listriknya. Kan kasihan rakyat kecil yang tidak bisa KKN jadi korban. Mana produktivitas menurun, kualitas hidup juga turun karena sebel tidak bisa berkegiatan dengan baik.

Azas keadilan juga harus diperhatikan oleh PLN kalau setiap rumah tangga dimatikan 4 jam, ya yang konsisten donk, jangan ada yang 8 jam, ada yang Cuma 2 jam. Sungguh keadilan dan kebersihan aparat yang mengatur hal ini sangat perlu diprioritaskan. Jangan2 nanti ada suap agar lampu tetap menyala… hiks.

Tidak ada komentar: