Jumat, 17 Februari 2012

Career Change - Mungkinkah ?



Seseorang menginginkan perubahan karir bisa karena berbagai hal, misalnya karena tidak puas dengan perkembangan karir yang dia miliki saat ini, atau untuk tujuan perkembangan karir yang lebih bervariasi dalam hidupnya, atau mungkin karena alasan ekonomi.

Pada sebuah perjalanan ke Manado, saya berjumpa dengan seorang anak muda yang kini menjadi karyawan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dia berkeluh kesah bahwa karirnya selama bekerja di BUMN selama 8 tahun sebagai staff bidang teknologi informasi tidak memuaskan. Menurutnya itu disebabkan kenaikan pangkat tidak berdasarkan kinerja tapi berdasarkan masa kerja. Sambil bekerja sebutlah namanya Adi, mempunyai hobby menyelam dan photography. Hobby yang telah ditekuninya sejak beberapa tahun terakhir bisa mendatangkan sejumlah permintaan untuk pembuatan photo ilustrasi maupun photography bawah air. Dan setelah Adi melalui sebuah penelaahan internal, passion dia adalah diving dan photography. Kemudian datanglah ide untuk berubah karir menjadi profesional diving instructor ditambah dengan jasa photography bawah air.

Perubahan karir bukan sesuatu yang bisa dilakukan dalam semalam. Itu memerlukan persiapan dan strategi yang matang. Adi sudah mendapat gaji yang bagus sebagai karyawan BUMN tapi kemudian dia menyadari bahwa hal itu tidak membuatnya bahagia. Sedangkan sudah terbukti keahliannya dalam photography bisa mendatangkan uang. Tapi kemudian harus dicek apakah hal itu sepadan dengan penghasilannya yang dia dapat sebagai karyawan BUMN? Tetapi yang tampaknya sangat mendorong keinginannya adalah keingingan melakukan sesuatu sesuai passion dan dalam iklim kerja yang lebih dinamis.

Jadi bagaimana seorang IT profesional hendak bertransformasi menjadi instruktur diving yang bersertifikat dan photographer? Memang itu tidaklah mudah, karena memerlukan perencanaan yang matang, dan kesabaran serta kemauan tinggi untuk berubah secara bertahap. Adi harus juga punya keinginan yang kuat, karena karir di BUMN juga bukan suatu yang mudah dilepaskan pada saat ekonomi di Indonesia sedang menurun.

Hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam proses perubahan karir? Dibawah ini beberapa diantaranya:
1. Mempunyai pengalaman, skill, kualifikasi, sertifikasi, dan training dalam bidang yang menjadi target karir anda yang baru. Selain itu lakukan survey apakah pekerjaan baru ini cukup fleksible untuk dilaksanakan dari daerah mana saja di Indonesia? Artinya apabila dia pindah ke kota lain, bisakah dia hidup dengan pekerjaan barunya ini?
2. Mengembangkan resume yang komprehensif, diantaranya tuliskan kualifikasi anda pada pekerjaan yang lama yang bisa digunakan dalam karir yang baru. Sebagai contoh kemampuan photo editing yang softwarenya pasti sudah dikenal oleh para photographer. Contoh lain adalah cara kerja yang terstruktur. Sebagai IT profesional dituntut untuk bekerja dalam alur yang terstruktur, jadi nilai ini bagus untuk digunakan kemudian hari. Informasi persyaratan sertifikasi sebagai diving instructor juga bisa didapatkan dari para profesional yang sudah bekerja di bidang ini.
3. Buatlah list dari skill yang belum atau kurang dikuasai, buatlah rencana untuk bekerja secara volunteer terlebih dahulu dengan orang yang berpengalaman, dan kemudian berusaha untuk mendapatkan sertifikasi. Penajaman skill ini juga bisa dilakukan secara online dari site-site yang berhubungan dengan karir yang menjadi target.
4. Memperluas hubungan / network dengan profesional dibidang karir yang baru. Apabila bisa mendapatkan referensi dari pihak ketiga yang kenal dengan Adi, maka dengan cukup mudah dia bisa mendapatkan pelanggan. Gunakan kesempatan untuk berkumpul dalam komunitas dan event sesuai dengan karir yang baru. Jangan anggap sepele komunitas, karena mereka umumnya sangat mudah untuk bekerja sama dan saling membagi pengalaman dan pengetahuan.
5. Konsisten menghadapi perubahan, Adi sebagai karyawan BUMN yang sudah cukup mapan akan menghadapi kondisi yang kurang stabil pada saat bertransformasi ke karir yang baru. Pertanyaannya apakah dia siap secara mental dan emosional dalam masa transisi ini. Ada baiknya Adi melakukan semacam rencana pendapatan di karir yang baru agar jangan sampai terjadi setelah melakukan transformasi dan meninggalkan pekerjaan yang lama, Adi kecewa karena secara ekonomi penghasilannya menurun tajam. Hal ini memerlukan mental yang kuat.

Jadi jangan melepas karir yang lama dengan perubahan karir tanpa perencanaan yang akurat dan strategi yang matang. Kenali setiap konsekuensi dari perubahan ini dan katakan pada diri sendiri apakah anda siap !

Tidak ada komentar: