Selasa, 31 Maret 2009

Secret Getaway







Sabtu pagi dirumah semua anggota keluarga udah pada repot mau pergi rame2 dengan semua keluarga besar, Cuma bersebelas sih, tapi seneng banget. Karena tempat yang kita tuju sudah aku percayai bakal bikin pikiran PLONG !!!.

Berangkat dari jalan Siaga, terus kearah Bogor, Sampe di Ciawi kita mampir ke Teras Air, tempat makan dan memancing ikan. Yah ok lah karena lapar ya nasi ayam kalasan, tahu dan tempe goreng plus sambal langsung disantap. Suasana menyenangkan, ada penjualan tanaman hias juga disana, biasalah anak2 pada ambil foto disana. Lalu perjalanan kita lanjutkan, dari Ciawi naik kearah Tapos. Jalanan menanjak terus, dan cukup terjal. Jalan sempit dan agak rusak, sampai akhirnya kita ketemu gate Tapos tempat sapi2 pak Harto dulu, kita belok kanan.

Nah dari sana jalan lalu menurun terus, di kiri kanan pohon pinus tinggi2 dan tampak tidak terurus. Disana sudah tidak ada mobil lalu lalang, karena kayanya itu wilayah pribadi para pemilik. Setelah sampai di pinggir sebuah sungai kecil, kami berbelok kekanan lagi. Terus jalan – aspal udah berubah menjadi kerikil, untung perginya naik crv karena keponakan yang bawa sedan rada pelan jadi jalannya.

Akhirnya kita ketemu tempatnya, disebelah kanan jalan, langsung tiga mobil kita parkir dibawah tanaman merambat loceng2 yang bersulur kebawah. Nuansa taman atau lebih tepat kebun sangat terasa, sejak kita melangkah memasuki jalan setapak dari batu2 alam yang ditata rapih tapi sangat berkesan natural diantara kiri kanan pohon bambu dan palem hutan. Gemericik air sungai, dari kolam2 ikan, tanaman yang ditata seolah-olah kita berada di hutan, tapi tetap artistik. Kita sampai di sebuah bangunan yang mirip pendopo, dan biasa untuk menerima tamu dalam jumlah besar. Tapi siang itu kami tidak diterima disana karena Cuma bersebelas, jadi kita diterima di meja makan besar ditengah kolam, pohon2 air, serta beberapa petak sawah yang indah karena baru ditanam. Pemilik adalah teman kakak iparku, sangat hangat menyambut tamunya dan kami disapa dengan ”hallo – welcome home”.. ha.ha.. uenakkkk banget dengernya.. wish punya rumah kaya gitu.. (mimpi boleh donk)...

Luas tanah sekitar 2 hektar, tapi bertangga-tangga, sehingga menambah keindahan. Dibeberpa bagian ada pondok bengong yang dari sana tentu dapat melihat pemandangan yang sangat indah. Dahulunya, waktu tanah itu dibeli pemiliknya, berupa sawah2 yang telah kering. Ada sungai dengan air yang jernih mengalir ditengah, dan disebelah timurnya tanah berupa tebing rumput dan pohon2an. Oleh pemilik yang sangat hobby koleksi tanaman langka, makanan tradisional, dan interior antik, diubah menjadi rumah kebun yang sangat asri. Ada sawah, ada kolam ikan, ada jembatan diatas sungai jernih ada tempat bisa cemplungin kaki ke kali, ada air terjun buatan yang bisa dinikmati dari panggung tempat minum kopi sore... wahhhh susah deh diceritakan dengan kata2.

Masuk ke vila yang Cuma berkamar 2, nuansa antik terasa kental. Kamar mandi dengan gentong besar airnya dibiarkan mbludak karena air dari mata air gunung – tak terbatas. Dilantai atas semua jendela dibuka sehingga udara dingin masuk dengan bebas. Ada pohon pinus yang batangnya menancap ditengah teras vila. Pemandangan dari kamar tidur atas, sangat exotik, kalau malam bisa menikmati bulan dan kunang-kunang (kalau udara tidak mendung dan hujan). Bunyi kumbang wangwung sangat kencang serta bunyi gemericik air sungai yang langgeng mengingatkan kita seakan2 kita berada di tengah hutan. Bahkan kalau malam masih ada burung hantu yang mampir... atau kadal besar yang lewat di jembatan diatas sawah menuju kamar vila.

Langsung pikiran jernih dan enteng banget. Suasana ketawa2 terus, apalagi tuan rumah sangat akrab. Welcome drinknya es cendol dan salad buah pepaya muda yang ditumbuk dengan bumbu2 ditambah ebi goreng. Sore hari kita disuguhi teh panas, dengan pilihan mau pake jahe, atau daun jeruk, atau pandan, atau kayu manis, atau pake daun sereh, atau pake jahe merah, atau kombinasi beberapa daripadanya. Anak2 mulai exciting untuk meracik teh panas ala mereka. Lalu ditemani dengan kelepon isi duren dan goreng tales.. mak nyus bangettt. Sedang enak nyeruput teh, eh tuan rumah keluar lagi dia bawa jahe panas dicampur dengan tape ketan dibungkus daun tales kecil2 sebesar kotak korek api. Katanya itu minuman jahe ala Cirebon.. duh hangat sekali.. dan manis tape sangat menyengat lidah. Apalagi minumnya dibibir pohon2 nuansa hutan...how should I express it..

Besok paginya, kita tracking didalam wilayah property mereka jadi tidak keluar. Anak2ku asik mendengar tuan rumah menerangkan ada anggrek terkecil di dunia, ada anggrek dari Papua yang mirip kaki laba2, ada anggrek yang hidup diatas 3000 meter diatas laut, dan lain sebagainya.. Kami dibawah ke green house tempat pembibitan aneka tanaman tadi. Ada ratusan jenis tanaman yang dirawat dan dikembangkan disana. Bukan untuk tujuan komersial, tapi hobby semata. Jangan harap bahwa kita kesana lalu boleh bawa tanaman pulang, wow itu sangat menyinggung tuan rumah karena semua tanaman itu adalah koleksi yang didapat dengan effort. Sesungguhnya semua tanaman itu ada ceritanya sendiri2 bagaimana dia mendapatkannya.

Setelah makan siang hari Minggu yang super mewah dengan cita rasa Indonesia, kami pamit sore harinya. Perut kenyang banget, dan bawaannya ngantuk. Bisa jadi karena kenyang atau karena pikiran kosong... bersih, nafas enak, udara segar, tuan rumah ramah dan generous. Sambil mikir kapan ya bisa kesana lagi.... dan berbisik syukur kepada Allah diberikan nikmat itu.